Gangguan Jiwa: Mengupas Faktor ODGJ Kenapa Seseorang Bisa Mengalaminya

Nonprofitwebinars – Gangguan jiwa, kali ini kita bakal ngobrol santai soal topik yang sering bikin orang salah paham: ODGJ alias Orang Dengan Gangguan Jiwa. Jangan buru-buru ngebayangin hal yang serem-serem dulu ya, karena sebenarnya topik ini penting banget buat dipahami semua orang, termasuk anda yang masih remaja.

Banyak orang mikir ODGJ itu cuma orang yang jalan di pinggir jalan sambil ngomong sendiri atau yang suka teriak-teriak tidak jelas. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu. Masalah kesehatan jiwa mencakup spektrum yang lebar, dari gangguan ringan seperti anxiety sampai gangguan berat seperti skizofrenia. Jadi penting banget kita paham biar tidak asal nge-judge.

Apa Itu ODGJ Sebenarnya?

ODGJ itu singkatan dari Orang Dengan Gangguan Jiwa. Artinya, mereka mengalami masalah di pikiran, perasaan, atau perilaku yang bikin aktivitas sehari-harinya terganggu. Gangguan jiwa bisa muncul dalam bentuk depresi, kecemasan, bipolar, gangguan makan, PTSD, dan lain-lain.

Kadang, orang tidak sadar kalau mereka punya masalah mental karena gejalanya tidak selalu kelihatan. Misalnya, ada temanmu yang sering tiba-tiba menarik diri, gampang marah, atau kelihatan putus asa. Bisa jadi dia lagi berjuang menghadapi masalah mentalnya sendiri. Makanya, penting banget buat kita tahu apa saja sih faktor-faktor yang bikin seseorang bisa jadi ODGJ.

Faktor Biologis: Warisan dari Tubuh Kita

Pertama, ada faktor biologis. Ini berarti penyebab yang datang dari dalam tubuh kita sendiri, bahkan dari bawaan lahir. Contohnya, kalau di keluargamu ada yang pernah mengalami gangguan jiwa, risiko anda mengalaminya juga lebih besar. Kok bisa? Karena ada faktor genetik atau keturunan yang diwariskan. Tenang saja, bukan berarti anda pasti terdampak, cuma peluang risikonya memang lebih besar.

Selain itu, masalah di otak juga berperan. Di otak kita ada zat kimia bernama neurotransmitter yang tugasnya ngatur perasaan, mood, dan pikiran. Kalau kadar zat ini tidak pas, orang bisa lebih rentan merasa cemas, sedih, atau emosi.

Penyakit fisik yang berat juga bisa memengaruhi mental. Misalnya, orang yang kena stroke, cedera kepala, atau penyakit kronis lama-lama bisa merasa putus asa dan stres, yang akhirnya memicu gangguan mental.

Faktor Psikologis: Luka di Dalam Hati

Selanjutnya ada faktor psikologis, yaitu luka emosional atau trauma yang tidak kelihatan secara fisik, tapi dampaknya besar banget. Misalnya, seseorang yang pernah mengalami kekerasan di masa kecil, dilecehkan, atau kehilangan orang tersayang biasanya membawa luka batin yang mendalam. Kalau luka ini tidak pernah sembuh atau diobati, bisa berkembang jadi gangguan jiwa saat remaja atau dewasa.

Pola asuh orang tua juga berpengaruh. Anak yang hidup di lingkungan penuh beban, minim perhatian, atau sering dicela, bisa berkembang jadi sosok yang mudah khawatir atau merasa tidak percaya diri.

Tidak cuma itu, stres berat dari kejadian sehari-hari seperti gagal ujian, putus cinta, atau masalah keluarga juga bisa memicu gangguan mental kalau tidak ditangani dengan baik. Makanya, belajar mengelola tekanan dan ngobrol dengan orang lain saat ada persoalan itu sangat penting.

Faktor Sosial: Tekanan dari Lingkungan

Jangan remehkan faktor sosial ya! Tempat kita berkembang juga ikut memengaruhi kondisi kesehatan mental. Misalnya, bullying di sekolah atau di media sosial. Bayangkan saja, setiap hari anda jadi sasaran ejekan, hinaan, atau penghinaan. Lama-lama pasti bikin stres, kan? Tidak sedikit kasus ODGJ yang awalnya muncul dari pengalaman bullying ini.

Selain itu, hidup di lingkungan yang penuh kekerasan atau tidak aman juga bikin seseorang terus-menerus merasa tertekan. Kalau sehari-hari harus menghadapi konflik di rumah, perkelahian, atau ketidakadilan, kesehatan mental bisa terganggu.

Kesepian juga termasuk faktor sosial yang berbahaya. Walaupun sekarang banyak media sosial, kadang orang tetap merasa kesepian karena tidak ada interaksi nyata. Padahal manusia itu makhluk sosial yang butuh ngobrol, didengarkan, dan diterima.

Faktor Lingkungan: Kehidupan Sehari-hari yang Berat

Selain itu, ada faktor lingkungan yang bisa memicu gangguan jiwa. Misalnya, seseorang yang tinggal di daerah rawan konflik, bencana alam, atau kekurangan fasilitas kesehatan mental punya risiko lebih besar mengalami ODGJ.

Paparan narkoba, alkohol, atau zat adiktif lain juga memengaruhi otak. Banyak orang awalnya cuma coba-coba biar dibilang keren, eh lama-lama malah kecanduan dan mentalnya ikut rusak.

Kemiskinan atau masalah ekonomi juga jadi pemicu stres berat. Kalau setiap hari harus mikirin uang sekolah, biaya makan, atau kerja part-time sambil sekolah, bisa bikin beban mental makin besar.

Kenapa Kita Harus Peduli?

Pertanyaannya sekarang, kenapa sih kita perlu ngerti soal faktor-faktor ini? Jawabannya simpel: biar tidak gampang nge-judge orang lain.

Banyak banget orang yang masih mikir, “Ah dia mah cari perhatian aja,” atau “Dia lemah banget sih, dikit-dikit stres.” Padahal kita tidak pernah tau apa yang mereka alami. Bisa jadi mereka lagi bawa beban berat yang tidak kelihatan dari luar.

Dengan ngerti faktor-faktor penyebab ODGJ, kita bisa belajar buat lebih empati dan berhenti ngasih label negatif. Bahkan, kita bisa jadi teman yang baik dengan dengerin curhat mereka, ngajak ngobrol, atau sekadar nemenin main. Kadang, dukungan kecil seperti gitu udah berarti banget buat seseorang yang lagi kesulitan.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Kalau anda punya teman atau keluarga yang kelihatan mulai menarik diri, sering sedih, gampang marah, atau bilang hal-hal negatif soal hidupnya, coba deh:

Ajak ngobrol santai, tanya kabarnya tanpa menghakimi. Dengerin cerita mereka, jangan buru-buru ngasih saran atau nyuruh mereka “jangan sedih dong.” Ajak mereka cari bantuan profesional kalau masalahnya berat. Bisa ke konselor sekolah, psikolog, atau layanan kesehatan mental lain.

Yang paling penting, jangan malu ngomong soal kesehatan mental. Masalah kesehatan mental bukanlah sesuatu yang perlu dipermalukan. Sama seperti sakit fisik, gangguan jiwa juga butuh perawatan dan dukungan.

Penutup: Yuk Jadi Generasi yang Lebih Peduli!

Sekarang anda udah tau kan, kenapa seseorang bisa mengalami gangguan jiwa alias jadi ODGJ? Faktor biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan semuanya saling berkaitan. Makanya, penting banget buat kita jadi generasi yang lebih peduli dan berhenti mengasingkan orang-orang yang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya.

Kalau kita semua mulai dari hal kecil, seperti lebih perhatian ke teman, berhenti ngejek orang yang beda, dan tidak gampang nyebar stigma negatif, dunia bisa jadi tempat yang lebih ramah untuk semua orang. Mari kita bangun bersama tempat yang aman, penuh dukungan, dan bebas dari penilaian negatif! Ingat, kesehatan mental itu penting, bukan cuma buat orang lain, tapi juga buat kita sendiri. Jadi, mulai sekarang, jangan malu buat cerita dan cari bantuan kalau butuh ya!